Dikalimat ini suro diro jayaningrat lebur dening pangastuti bisa bermakna sebagai doa kalimat doktrin yang menguatkan dan sumpah yang berkeyakinan bahwa kejahatan dan angkara murka akan. Suro means courage Diro Dira means strength Joyo is glory and Ningrat is a high-ranking nobleman. Lebur artinya hancur sirna tunduk atau menyerah kalah.
Karnaorang yang Jarang Membaca itu dekat dengan Kebodohan. :Peace: Liputan6.com, Jakarta - Di tengah memanasnya hubungan antara KPK dan Polri, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menuliskan sebuah status di Facebook yang bertuliskan "Suro Diro Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti" Tak diketahui pasti apa maksud status tersebut.
Pangastuti(panembah) disini dapat diartikan dengan penerapan laku-linggih dan solah muna-muni (perilaku dan ucapan) dalam penerapan Basa Basuki. Itulah "Sura dira jayaningrat, lebur dening pangastuti", yang mampu mengalahkan sifat yang mengarah ke ā Adigang Adigung Adiguna ā. Sebuah ajaran yang patut kita renungkan pada abad ke 21 ini.
Surodiro jayaningrat lebur dening pangastuti. Dalam konteks kekinian, ajaran luhur Rangga Warsita itu bisa diartikan āKekuatan dan keberanian kepolisian serta dukungan masyarakat dipastikan mampu meleburkan keangkaramurkaan preman-preman di negeri iniā. Semoga. Wallahualam.
Suro Diro Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti,ā demikian bunyi status Jokowi di akun Facebook-nya hari ini, Minggu, 25 Januari 2015. Kalimat kutipan filsafat Jawa yang memiliki arti yang begitu dalam tersebut ia tuliskan di akun Facebook seolah menggambarkan perasaannya yang āgemasā terhadap berbagai problematika yang menghambat
wXpH3v. Sura dira jayaningrat lebur dening pangastuti. Kalimat itu menggunakan āguru-laguā 8a 8i. Coba hitung suku-kata silabi kalimat itu. Jelas itu berasal dari tembang macapat. Kalimat itu dari Serat Witaradya, pada pupuh Kinanthi, karya Ranggawarsita. Kemudian banyak dikembangkan dan dimodifikasi dalam pertunjukan maupun pidato, tetapi setahu saya, asalnya dari kitab itu. sura kendel, wani. Berani. dira kukuh, panggah, kendel, wani. berani. jaya unggul, menang. ningrat ning jagat. di bumi. Maksudnya ājagatā itu bumi, walaupun secara literal itu jagat raya kosmos, alam semesta. lebur lebur, sirna, ajur, luluh. āLeburāitu bukan hilang, tetapi bertransformasi ke wujud lain. Dari besi padat lalu dicairkan, itu dilebur. Dari 2 bahan menjadi satu, itu dilebur. dening oleh. Ini bukan hubungan kausatif. Jadi, ādeningā itu bukan ādikarenakanā, bukan ādisebabkan olehā. pangastuti pamuji doa, pangabekt penghormatan sebagai tanda kesetiaani. Ini semacam pengabdian, konsistensi, seperti orang yang beribadah atau setia pada suatu prinsip. Yang mau pintasan, bisa membuka kamus Jawa Kawi. Ada banyak sekali di internet dan bisa periksa artinya. Jadi, kalau diartikan, kalimat itu bukan tentang watak angkara, juga bukan tentang kejahatan. Ini tentang keberanian di dunia yang disirnakan dalam bentuk penghormatan. Dari kuat menjadi tak-terlihat, dari kuat menjadi penghormatan, pengabdian. Kalau maknanya, bisa bermacam-macam. Ranggawarsita itu pakarnya bahasa Jawa. Dia poliglot bisa beberapa bahasa. dia menyembunyikan ānama samaranā ke dalam tembangnya. Dia membuat kitab wayang, mempribumikan cerita Ramayana, Mahabarata, dan Baratayudha. Dia yang menuliskan panduan aksara Jawa dalam bentuk kitab Mardi Kawi dan dipakai para sejarahwan sampai sekarang. Dan kalimat yang dia tuliskan, tidak mudah dicerna sekali dua kali. Artinya berlapis-lapis. Satu hal yang menarik, walaupun Ranggawarsita berasal dari keraton, dia berani mengkritik budaya Jawa dengan tembang yang tetap membuat orang melakukan refleksi. misalnya, tentang Kalatida. Jadi, kalimat āsura dira jayaningrat lebur dening pangastutiā maknanya bisa bermacam-macam. Tergantung perspektif pembacanya dan cara membacanya. Apakah orang yang gagah berani lalu keberaniannya tidak tampak lagi, menjadi bentuk pengabdian? Apakah kekuatan di dunia yang hilang oleh doa? Ataukah tentang orang-orang kuat yang sudah berubah oleh kekuasaan? Ada yang mengartikan āsegala bentuk kejahatan akan sirna oleh kebaikanā, tetapi kalau dikembalikan arti aslinya, saya pikir tidak demikian. Coba lihat lagi arti kata-katanya satu per satu. Yang jelas, itu kalimat bukan soal menang-kalah, bukan sekadar kejahatan dikalahkan oleh kebaikan. Lebih dekat ke arah āleadershipā kepemimpinan. Kalau kemudian kalimat ini direduksi maknanya menjadi āsiap perangā atau ākebenaran pasti menangā, pasti karena tidak membaca Ranggawarsita dan tidak membuka kamus Jawa Kawi. [dm]
tagur2021-346 tagur2022-162 Sebuah pesan lewat grup WhatsApp masuk di handpone. Tertera nama pengirim, seorang praktisi supranatural kondang yang terkenal sakti. Dalam chatnya dia menuliskan tentang perbuatannya, yaitu mengirimkan pasukan gaib untuk mengacaukan pertunjukan wayang kulit yang digelar di balai desa dalam rangka syukuran atas keberhasilan dalam lomba desa tingkat kabupaten. "Kemarin aku kirimkan pasukan gaib untuk mencaukan pertunjukan wayang kulit yang digelar di balai desa. Awalnya, aku disuruh Pak Angkoro yang sakit hati gara-gara kalah saat pilkades. Dalam pertujukan wayang tersebut, Pak lurah terpilih terlalu sombong dan yakin tidak akan menggunakan pawang hujan. Aku pun segera kirimkan hampir seratusan pasukanku. Supaya membawa awan badai. Tapi pasukanku banyak yang terbakar, Aku pun muntah darah gara-gara ikut menahannya," dia mulai bercerita. Saat salah seorang anggota grup WhatsApp bertanya alasan mengapa pasukan gaibnya tidak bisa membawakan awan badai, sang dukun menjelaskan dengan gamblang. "Baru kusadari, ternyata pak lurah itu orangnya sangat tulus dalam membangun desa. Sehingga ia dilindungi doa-doa orang baik. Padahal menurut mata batinku, ada juga dukun lain yang mengirim pasukan untuk menggagalkan acara tersebut, tapi semuanya gagal.ā balasnya lagi. Sebagaimana diketahui, saat perhelatan berlangsung, langit di atas desa tersebut terlihat cerah. Semua acara berjalan lancar, tidak ada insiden apa pun. Dalam sambutannya, pak lurah menyampaikan rasa syukur atas kemajuan desanya dan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah mendukung semua program kerjanya. Dari cerita di atas kita dapat menyimpulkan makna 'Suro Diro Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti' yaitu segala sifat keras hati, picik, dan angkara murka hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut, dan sabar. DISCLAIMER Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini. Laporkan Penyalahgunaan
arti suro diro jayaningrat lebur dening pangastuti